A.
Judul
Drama :
TAHANAN!!!
Tema drama : Anak yang terkekang
Amanat
Drama :Janganlah
terlalu mengekang anak, karena itu tidak baik untuk masa depan anak tersebut.
Dia bisa saja melakukan hal – hal yang negatif. Anak bisa menjadi tidak bisa
sepenuhnya mengekluarkan ekspresi hidupnya, anak tidak bebas.
B. Penjelasan Tokoh
No
|
Nama Siswa
|
Pemeran
Tokoh
|
Watak
|
1.
|
Dhea yolanda
|
Dhea
umur : 13
|
Tokoh ini
adalah salah satu sahabat hasna. Dia selalu menemani hasna saat hasna
membutuhkannya. Dia baik dan pengertian.
|
2.
|
Evan Tri
Kuncoro
|
Rivan
umur : 33
|
Tokoh ini
adalah bapak dari anak yang dikekang. Dia selalu menyiksa anaknya, melarang
anaknya untuk hidup mengikuti pilihannya. Anak itu harus mengikuti apa yang
diinginkan bapaknya.
|
3.
|
Fadhillah
Yusuf B
|
Yusuf
umur : 13
|
Narator dan
peran pembantu.
|
4.
|
Febriani
Lintang R
|
Feby
umur : 13
|
Tokoh ini
adalah salah satu sahabat anak yang dikekang. Dia pemberani, pengertian. Dia
selalu menemani hasna saat hasna membutuhkannya.
|
5.
|
Fellia K
|
Fellia
umur : 30
|
Tohoh ini
adalah ibu dari anak yang dikekang. Ibunya selalu melindungi anaknya itu.
|
6.
|
Hasna Vr
|
Hasna
umur :12
|
Tokoh ini
adalah pemeran utama. Anak yang terkekang, putus asa. Tetapi anak ini selalu
tersenyum disaat dia berkumpul desekolah. Tapi, dibalik keceriaannya itu ada
perih yang menyiksanya.
|
7.
|
Lugina Wening
G
|
Lulu
umur : 12
|
Tokoh ini adalah
salah satu sahabat hasna. Dia selalu menemani hasna saat hasna
membutuhkannya. Dia baik dan pengertian.
|
8.
|
Rivaldi
Al-Fauzi
|
Aldi
umur : 13
|
Tokoh ini
adalah peran serbaguna. Kembaran fadhillah.
|
9.
|
Ryon Fauzan T
|
Ryon
umur : 12
|
Narator, peranserbaguna,
dan guru.
|
10.
|
Sekar Ayu
|
Sekar
umur : 12
|
Tokoh ini
adalah kakak dari anak yang dikekang. Dia selalu menemani adiknya itu. Dia
perhatian.
|
C. Sinopsis :
Setiap malam, setiap
dia pulang sekolah, seorang anak perempuan selalu saja dimarahi oleh bapaknya.
Dia sudah tidak tahan diperlakukan seperti itu. Dia mencurahkan isi hatinya
pada sebuah puisi, dia sering sekali membuat puisi yang menunjukan keadaan
dirinya, isi hatinya. Dia tetap sabar meski dia merasakan perih yang menyayat
hatinya. Bapaknya melakukan itu untuk masa depannya, bapaknya ingin anak itu
pada masa depannya keinginan bapaknya. Untung ada teman, kakak, dan ibunya yang
selalu disampinya, menemaninya.
D. Tentang Judul
yang kami ambil
Tahanan di drama kita itu bukan buronan yang berada
di penjara. Tahanan menurut kita bukan hanya orang yang ada di penjara saja,
tapi kekangan oleh orang tua juga secara tidak langsung mengartikan seorang
tahanan. Anak yang diatur, anak yang dilarang ini – itu. Apakah itu bukan
tahanan? Itu sih sama saja dengan tahanan.
E.
Latar :
Rumah, Sekolah, Kamar
*Mision Imposible
·
Adegan 1
Saat malam hari, bapak Rivan mendobrak pintu kamar
anaknya Hasna dan dia mengeluarkan emosinya. Dia menyiksa anaknya dengan ucapan
dan fisik.
Bapak : “hasnnnaaaa !!!” (hanya suaranya saja)
Hasna : “iya pah?” (hanya suaranya saja)
Bapak : “hasnaaaaa !!!” (sambil mendobrak pintu
kamar hasna)
Hasna : “ papa, papa apa apaan sih?” (kaget)
(Ibu dan kakaknya datang dan ibunya mencegah
suaminya)
Ibu : “pah, papa apa – apaan sih?” (mencegah
bapak)
Bapak : “diam !!” (membentak ibu)
Hasna : “papa !! jangan gitu dong ke mama,
kalo mau nampar, tampar aja aku !” (membentak)
Bapak : “dasar anak bodoh !” (menampar)
Kakak : “papa !!” (kaget)
*ryon, fadhillah, aldi bicara “bunga – bunga
berjatuhan, petir saling menyambar dalam hatinya”
*semua dalam keadaan tablo (diam). Hasna membaca
puisi
TAHANAN
Oleh :
W.S. Rendra
Atas ranjang batu
tubuhnya panjang
bukit barisan tanpa bulan
kabur dan liat
dengan mata sepikan terali
Di lorong-lorong
jantung matanya
para pemuda bertangan merah
serdadu-serdadu Belanda rebah
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
darah di cawan tembikar
dijelmakan satu senyum
barat di
perut gunung
(Para pemuda bertangan merah
adik lelaki neruskan dendam)
Dini hari bernyanyi
di luar dirinya
Anak lonceng
menggeliat enam kali
di perut ibunya
Mendadak
dipejamkan matanya
Sipir memutar kunci selnya
dan berkata
-He, pemberontak
hari yang berikut bukan milikmu !
(yang membaca bapaknya sambil
menunjuk Hasna)
Diseret di muka peleton algojo
ia meludah
tapi tak dikatakannya
-Semalam kucicip sudah
betapa lezatnya madu darah.
Dan tak pernah didengarnya
enam pucuk senapan
meletus bersama
Kisah
Th VI, No 11
Nopember 1956
Bapak : ”kamu harus ikuti aturan papa kalo
kamu ingin masa depannya cerah. Papa tau apa yang terbaik buat anak papa” (menjelaskan
pada anaknya)
Ibu : “papa, jangan memaksa kayak gitu.
Itu tidak baik. Biarkan dia bebas memilih apa yang dia inginkan” (ibu
menjelaskan)
Bapak : “diam ! jangan ikut campur, papa tau
apa yang terbaik untuk dia !” (sedikit membentak dan emosi)
Kakak :
“sabar ya de” (menenangkan hasna)
Bapak : “hah, sudahlah papa pusing”
(membentak, keluar kamar uring - uringan)
Ibu : “jangan dipikirkan ya nak, papa memang
seperti itu orangnya, keras kepala” (menenangkan hasna, hasna hanya mengangguk)
“yaudah, mama keluar dulu ya, ayo kak” (mengajak kakak)
Sekar : “kakak keluar dulu yah, jaga diri
baik – baik” (keluar kamar, hasna hanya mengangguk)
*hasna sedih, pandangannya kosong, putus asa
Saat
itu, hasna kesal tetapi dia tidak bisa berbuat apa – apa selain bercerita
kepada kakaknya dan teman – temannya, dan tidak lupa juga dia menceritakan isi
hatinya dengan sebuah tulisannya yaitu dengan menulis PUISI.
Ketika dia selesai,
hasna pun tertidur.
·
Adegan 2
Pagi hari, hasna berangkat ke sekolah. Dia pulih
kembali, dan dia bertemu dengan teman – temannya, dia tampak ceria.
Hasna : “hai kawan !!” (hasna melambai pada
temannya)
Feby : “hai hasna !!” (melihat hasna)
Lugina : “hai juga !!” (melihat hasna)
Dhea : “hai !!” (jawabnya pendek)
Hasna : “eh, kira - kira pelajaran B.
Indonesia belajar apa yah?” (hasna bertanya)
Feby : “gak tau nih, biasanya bapak gugup
ngomongnya gagap nih” (ketawa ngejek)
Hasna : “ah elah, kamu mah, seriusan” (suara
manja)
Dhea : “serius udah bubar” (muka tanpa
ekspresi, ketawa ngejek)
Lulu : “ah iya bener” (ketawa kecil)
Hasna : “ihhhh kalian tuh yah” (kesal)
*fadhillah, aldi masuk membawa sapu, dia berbicara
sambil menyapu “yasudah, jangan berantem, lagian sebentar lagi juga bel masuk
kok, tunggu aja” (yusuf keluar)
Dhea : “apaan sih, ngikut – ngikut aja tuh
orang” (bicaranya sinis)
Lulu : “iya nih” (muka biasa saja)
*fadhillah, aldi masuk membunyikan bel dan berkata
“bel sudah berbunyi”
Feby : “tuh, bentar lagi pak gugup
kayaknya dateng”
*ryon masuk dengan tiba – tiba dan berbicara “pagi
anak – anak”
Semua : “pagi pak” (jawabnya malas)
*ryon mengajar dengan suara yang gagap dan gaya yang
gugup “ya, pelajaran hari ini adalah membuat puisi, bertemakan bebas”
Lulu : “yaaaah” (mengeluh)
Dhea : “biasa aja kali” (jutek)
(mereka mengerjakan dengan serius, dan pak gugup memanggil hasna untuk maju
membacakan puisinya)
*ryon berbicara dengan gugup “ya, waktu sudah
selesai mengerjakannya, sekarang bapak panggil hasna untuk maju kedepan. Ya
kepada hasna silahkan kedepan.
Dia
Karya : Hasna Vr
Dia...
Dia...
Seorang gadis
Dia...
Dia adalah aku
Ya, dia adalah aku
Seorang gadis pembohong
Dia pembohong
Apa yang dia berikan
Tidak sama dengan
Apa yang dia rasakan
Dia memang pembohong
Dia selalu tersenyum
Padahal dia sakit
Dia perih
Dia merasakan perih yang menyayat hatinya
Hatinya tersayat oleh sesuatu yang tidak nyata
Batinnya lemah
Raganya perih
Sukmanya sakit
Seperti cambuk yang memukul
Dia tak sanggup lagi
Dia putus asa
Mengapa itu terjadi?
Apa yang sebenarnya yang membuat dia seperti itu?
Itu karna kelakuan Tuannya
Ya, kelakuan tuannya
Dia ingin menjerit
Dia ingin mengeluarkan isi hatinya
Dia ingin berontak
Tapi...
Mengapa dia tidak bisa melakukannya?
Mengapa?
Mengapa, hah?
Saat tangan merah itu menyentuh pipinya
Dia ingin berkata
“ampun tuan, maaf kan saya
Mengapa tuan perlakukan aku seperti ini?
Apa salah saya?
Apa tuan?”
Tak ada jawaban
“ayo tuan, jawab pertanyaanku
Jawab !!”
Masih tak ada jawaban
Aku seperti tahanan
Apakah aku tahananmu?
Dia bimbang
Dia putus asa
Dia perih
Ya, dia....
*fahdillah, aldi masuk membunyikan bel dan berbicara
“saatnya pulang”
Lulu : “asik, gak kebagian “ (lulu senang)
Feby : “emang kenapa sih? Sampe gak mau
kebagian gitu?” (feby heran)
Dhea : “iya tuh, kenapa sih?” (dhea heran)
Lulu : “males aja, cara ngomongnya aja
udah bikin bt” (lulu ketawa jutek)
Hasna : “ya ampun, kalian masih ngebahas yang
tadi, udah yuk kita pulang” (membereskan buku dan memasukannya ke dalam tasnya)
Feby : “yuk”
(mereka pulang)
·
Adegan 3
Saat Hasna pulang sekolah, Hasna langsung disembur
oleh kemarahan Rapak Rivan
*saat sampai rumah
Hasna : “assalamualaikum”
Bapak : “heh anak nakal, dari mana saja kamu?”
(muka sinis)
Hasna : “baru pulang sekolah pah”(takut)
Bapak : “kamu tidak berbohong kan?”
(menyelidik)
Hasna : “enggak kok pah, aku beneran baru
pulang sekolah” (menjelaskan)
Bapak : “oke, kali ini papa percaya, papa
peringati kamu yah, kamu tidak boleh keluyuran, apa lagi sampai larut malam,
kamu tidak boleh main. Jika ada kerja kelompok, suruh temanmu saja yang ke
sini, kamu harus belajar dengan giat dirumah, kamu harus disiplin ! Paham?”
(memperingati)
Hasna : “paham pah” (nunduk)
Bapak : “yasudah, kamu kekamar saja”
(Hasna pun ke kamarnya, dia kesal karena dia tidak
bebas. Saat itu kakaknya datang)
Kakak : “eh, hasna udah pulang. Gimana
sekolahnya?” (menanyakan dengan lembut)
Hasna : “asyik sih kak, tapi...” (cemberut)
Kakak : “tapi kenapa de?” (heran)
Hasna : “masa pulang – pulang diceramahin,
sebel kan” (muka bt)
Kakak : “yang sabar aja ya de, mungkin papa
kayak gitu, soalnya cuma kamu yang satu – satu ya papa harepin, papa emang gitu
orangnya” (menjelaskan)
Hasna : “ya tapi kan gak enak kak dikekang
kayak gini, serasa dipenjarain tau gak. Tapi aku harus tetep semangat kak, gak
boleh sedih”
(ternyata, percakapan mereka didengar oleh ibunya)
Ibu : “hei, kalian lagi ngapain sih,
mama denger – denger sih lagi ngomongin papa yah?” (sedikir bercanda)
Kakak : “eh mama ada disini” (senyum)
Ibu : “kenapa nak, kok mukanya ditilep
gitu?” (heran)
Hasna : “gapapa kok ma” (muka jutek)
Ibu : “pasti lagi sebel ke papa,
yaudahlah. Oh iya, kita makan malam, makannya udah siap tuh, nanti kebawah yah”
(ibu senyum dan keluar kamar)
Hasna : “kakak duluan aja deh, nanti aku
nyusul” (senyum)
Kakak : “yaudah, kakak duluan yah” (keluar
kamar)
Hasna : “ah, males ah, mending tidur aja deh”
(senyum, hasna tidur)
·
Adegan 4
Pagi harinya, hari minggu. Dia sudah berencana untuk
main di rumahnya bersama sahabat – sahabarnya.
Hasna : “eh temen – temen, aku mau cerita
nih” (muka serius)
Dhea : “mau cerita apa emang?” (muka
penasran)
Hasna : “aku lagi sebel sama papa, dia tuh
yah selalu aja ngekang aku, aku gak boleh kemana – mana. Aku harus nurutin
keinginannya, apa – apaan kan? Tapi aku harus tetep semangat, aku harus tetep
tersenyum walaupun sebenarnya sakit”
Feby : “sabar ya has” (nenangin hasna)
Hasna : “tapi aku tuh udah terlalu aaahhhh
frustasi tau gak, pusing, ihhhh sebel” (kesal)
*ryon, fadhillah, aldi masuk, bilang “bunga – bunga
berjatuhan, petir saling menyambar di dalam hatinya”
Lulu : “yasudahlah, mau digimanain lagi.
Kalo kamu berontak juga takutnya malah makin berabe”
Dhea : “bener tuh” (jawabnya singkat)
Hasna : “iya sih” (muka sedih)
Feby : “eh, udah sore nih, kita pulang
yuk” (mengajak pulang pada sahabat – sahabatnya)
Dhea : “yuk” (jawabnya singkat)
Lulu : “yaudah yuk”
Feby : “has, kita pulang dulu yah, dadah”
(pamit)
Hasna : “oh iya, makasih yah kalian udah
nyempetin waktu buat aku jadiin tempat curhat aku. Hati – haati yah” (senyum)
Lulu : “ iya, pulang dulu yah, dadah”
(pamit)
Feby : “dadah hasna” (pamit)
Dhea : “pulang dulu yah, dah” (pamit)
(mereka pulang, hasna kemabali kesepian dan dia
membuat puisi)
Hasna : “dari pada diem aja, mending bikin
puisi ah” (hasna mencari kertas dan pulpen, lalu menulis)
(ternyata teman – temannya tidak pulang, mereka
sedang berbicara dengan bapaknya hasna, mereka menceritakan isi hati hasna)
(bapak Rivan masuk dan memarahi hasna)
Bapak : “heh hasna, bagus yah kamu ngadu –
ngadu tentang papa, dasar anak yang gak tau diri !” (membentak dan menampar)
Hasna : “ampun pah, maafin hasna” (berlutut)
Bapak : “kacau” (keluar kamar)
(sekar masuk, bapak dan ibu pergi entah kemana)
Kakak :
“ya ampun, kamu ditampar lagi? Ehm mama sama papa mau kemana tuh? Kok pergi gak
bilang ke kita sih?” (heran)
Hasna : “yaudahlah kak” (senyum)
(ketika malam, ada telfon masuk menghubungi telfon
rumah hasna, ternyata itu berita buruk, orang tua hasna tabrakan, dan ibunya
meninggal)
Kakak : “hasna, kita ke rumah sakit sekarang,
mama papa kecelakaan de” (cemas)
Hasna : “apa?!! Yaudah yuk kak” (cemas)
*saat sampai dirumah sakit
Kakak : “kok bisa gini sih pah?” (cemas)
Bapak : “maafkan papa nak, ini semua gara – gara
papa, papa tadi mengendarai mobil dengan emosi, jadi mobil tidak terkendali”
(cemas, sedih)
Hasna : “mama...!!! nanti siapa lagi yang
ngelindungin aku mah?” (cemas, sedih)
Bapak : “maafkan papa nak, papa janji, papa
tidak akan seperti itu lagi padamu” (seperti mrmohon, menyesal)
Hasna : “aku udah maafin papa kok” (sedih)
Bapak : “papa menyesal !” (menyesal, sedih)
Kakak : “sudahlah pah, ihklaskan saja kepergian
mama” (menenangkan)
Hasna : “.iya “ (sedih)
Bapak : “papa janji, papa akan lebih perhatian
pada kalian, papa tidak akan memperjarakan kalian lagi, itu amanat dari mamamu
, papa akan menjaga kalian” (senyum menangis)
Keluarga hasna
akhirnya harmonis kembali. Setelah kepergian sang istri, Bapak Rivan sadar,
bahwa kelakuannya itu kelewatan. Hasna menjadi senang selalu, papanya sangat
pengertian. Dan semuanya bahagia......
TAMAT
Terimakasih atas
perhatiannya, semoga kalian termotivasi dan drama kita ini menjadi gambaran
untuk kalian. Semoga drama kita ini bisa menghibur kawan – kawan semua. Maafkan
bila ada kesalahan kata atau pun kesamaan alur cerita. Karena manusia tidak
sempurna, yang sempurna hanyalah Allah SWT. Terimakasih banyak
Wassalamu’alaikum.
Wr. Wb.
nb : ini salah satu tulisan hasna buat Drama B. Indonesia. Hasna kepikiran ngambil tema ini dari sebuat puisi karya WS. rendra
Keren sekali yah hasna :)) Like This sama naskah kamu :))
BalasHapus