Jumat, 20 April 2012

Naskah hasna


   A.  Judul Drama      : TAHANAN!!!
Tema drama      : Anak yang terkekang 
Amanat Drama :Janganlah terlalu mengekang anak, karena itu tidak baik untuk masa depan anak tersebut. Dia bisa saja melakukan hal – hal yang negatif. Anak bisa menjadi tidak bisa sepenuhnya mengekluarkan ekspresi hidupnya, anak tidak bebas.

  B.  Penjelasan Tokoh
No
Nama Siswa
Pemeran
Tokoh
Watak
1.
Dhea yolanda
Dhea
umur : 13
Tokoh ini adalah salah satu sahabat hasna. Dia selalu menemani hasna saat hasna membutuhkannya. Dia baik dan pengertian.
2.
Evan Tri Kuncoro
Rivan
umur : 33
Tokoh ini adalah bapak dari anak yang dikekang. Dia selalu menyiksa anaknya, melarang anaknya untuk hidup mengikuti pilihannya. Anak itu harus mengikuti apa yang diinginkan bapaknya.
3.
Fadhillah Yusuf B
Yusuf
umur : 13
Narator dan peran pembantu.
4.
Febriani Lintang R
Feby
umur : 13
Tokoh ini adalah salah satu sahabat anak yang dikekang. Dia pemberani, pengertian. Dia selalu menemani hasna saat hasna membutuhkannya.
5.
Fellia K
Fellia
umur : 30
Tohoh ini adalah ibu dari anak yang dikekang. Ibunya selalu melindungi anaknya itu.
6.
Hasna Vr
Hasna
umur :12
Tokoh ini adalah pemeran utama. Anak yang terkekang, putus asa. Tetapi anak ini selalu tersenyum disaat dia berkumpul desekolah. Tapi, dibalik keceriaannya itu ada perih yang menyiksanya.
7.
Lugina Wening G
Lulu
umur : 12
Tokoh ini adalah salah satu sahabat hasna. Dia selalu menemani hasna saat hasna membutuhkannya. Dia baik dan pengertian.
8.
Rivaldi Al-Fauzi
Aldi
umur : 13
Tokoh ini adalah peran serbaguna. Kembaran fadhillah.
9.
Ryon Fauzan T
Ryon
umur : 12
Narator, peranserbaguna, dan guru.
10.
Sekar Ayu
Sekar
umur : 12
Tokoh ini adalah kakak dari anak yang dikekang. Dia selalu menemani adiknya itu. Dia perhatian.

   C.  Sinopsis :
Setiap malam, setiap dia pulang sekolah, seorang anak perempuan selalu saja dimarahi oleh bapaknya. Dia sudah tidak tahan diperlakukan seperti itu. Dia mencurahkan isi hatinya pada sebuah puisi, dia sering sekali membuat puisi yang menunjukan keadaan dirinya, isi hatinya. Dia tetap sabar meski dia merasakan perih yang menyayat hatinya. Bapaknya melakukan itu untuk masa depannya, bapaknya ingin anak itu pada masa depannya keinginan bapaknya. Untung ada teman, kakak, dan ibunya yang selalu disampinya, menemaninya.

  D.  Tentang Judul yang kami ambil
Tahanan di drama kita itu bukan buronan yang berada di penjara. Tahanan menurut kita bukan hanya orang yang ada di penjara saja, tapi kekangan oleh orang tua juga secara tidak langsung mengartikan seorang tahanan. Anak yang diatur, anak yang dilarang ini – itu. Apakah itu bukan tahanan? Itu sih sama saja dengan tahanan.
  E.   Latar :
Rumah, Sekolah, Kamar


*Mision Imposible
·       Adegan 1
Saat malam hari, bapak Rivan mendobrak pintu kamar anaknya Hasna dan dia mengeluarkan emosinya. Dia menyiksa anaknya dengan ucapan dan fisik.
Bapak        : “hasnnnaaaa !!!” (hanya suaranya saja)
Hasna         : “iya pah?” (hanya suaranya saja)
Bapak        : “hasnaaaaa !!!” (sambil mendobrak pintu kamar hasna)
Hasna         : “ papa, papa apa apaan sih?” (kaget)
(Ibu dan kakaknya datang dan ibunya mencegah suaminya)
Ibu             : “pah, papa apa – apaan sih?” (mencegah bapak)
Bapak        : “diam !!” (membentak ibu)
Hasna         : “papa !! jangan gitu dong ke mama, kalo mau nampar, tampar aja aku !” (membentak)
Bapak        : “dasar anak bodoh !” (menampar)
Kakak        : “papa !!” (kaget)
*ryon, fadhillah, aldi bicara “bunga – bunga berjatuhan, petir saling menyambar dalam hatinya”
*semua dalam keadaan tablo (diam). Hasna membaca puisi
TAHANAN
Oleh :
W.S. Rendra
Atas ranjang batu
tubuhnya panjang
bukit barisan tanpa bulan
kabur dan liat
dengan mata sepikan terali
Di lorong-lorong
jantung matanya
para pemuda bertangan merah
serdadu-serdadu Belanda rebah
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
darah di cawan tembikar
dijelmakan satu senyum
barat  di perut gunung
(Para pemuda bertangan merah
adik lelaki neruskan dendam)
Dini hari bernyanyi
di luar dirinya
Anak lonceng
menggeliat enam kali
di perut ibunya
Mendadak
dipejamkan matanya
Sipir memutar kunci selnya
dan berkata
-He, pemberontak
hari yang berikut bukan milikmu !
(yang membaca bapaknya sambil menunjuk Hasna)
Diseret di muka peleton algojo
ia meludah
tapi tak dikatakannya
-Semalam kucicip sudah
betapa lezatnya madu darah.
Dan tak pernah didengarnya
enam pucuk senapan
meletus bersama
Kisah
Th VI, No 11
Nopember 1956

Bapak        : ”kamu harus ikuti aturan papa kalo kamu ingin masa depannya cerah. Papa tau apa yang terbaik buat anak papa” (menjelaskan pada anaknya)
Ibu             : “papa, jangan memaksa kayak gitu. Itu tidak baik. Biarkan dia bebas memilih apa yang dia inginkan” (ibu menjelaskan)
Bapak        : “diam ! jangan ikut campur, papa tau apa yang terbaik untuk dia !” (sedikit membentak dan emosi)
Kakak        : “sabar ya de” (menenangkan hasna)
Bapak        : “hah, sudahlah papa pusing” (membentak, keluar kamar uring - uringan)
Ibu             : “jangan dipikirkan ya nak, papa memang seperti itu orangnya, keras kepala” (menenangkan hasna, hasna hanya mengangguk) “yaudah, mama keluar dulu ya, ayo kak” (mengajak kakak)
Sekar          : “kakak keluar dulu yah, jaga diri baik – baik” (keluar kamar, hasna hanya mengangguk)
*hasna sedih, pandangannya kosong, putus asa
Saat itu, hasna kesal tetapi dia tidak bisa berbuat apa – apa selain bercerita kepada kakaknya dan teman – temannya, dan tidak lupa juga dia menceritakan isi hatinya dengan sebuah tulisannya yaitu dengan menulis PUISI.
Ketika dia selesai, hasna pun  tertidur.        
·       Adegan 2
Pagi hari, hasna berangkat ke sekolah. Dia pulih kembali, dan dia bertemu dengan teman – temannya, dia tampak ceria.
Hasna         : “hai kawan !!” (hasna melambai pada temannya)
Feby           : “hai hasna !!” (melihat hasna)
Lugina       : “hai juga !!” (melihat hasna)
Dhea          : “hai !!” (jawabnya pendek)
Hasna         : “eh, kira - kira pelajaran B. Indonesia belajar apa yah?” (hasna bertanya)
Feby           : “gak tau nih, biasanya bapak gugup ngomongnya gagap nih” (ketawa ngejek)
Hasna         : “ah elah, kamu mah, seriusan” (suara manja)
Dhea          : “serius udah bubar” (muka tanpa ekspresi, ketawa ngejek)
Lulu           : “ah iya bener” (ketawa kecil)
Hasna         : “ihhhh kalian tuh yah” (kesal)
*fadhillah, aldi masuk membawa sapu, dia berbicara sambil menyapu “yasudah, jangan berantem, lagian sebentar lagi juga bel masuk kok, tunggu aja” (yusuf keluar)
Dhea          : “apaan sih, ngikut – ngikut aja tuh orang” (bicaranya sinis)
Lulu           : “iya nih” (muka biasa saja)
*fadhillah, aldi masuk membunyikan bel dan berkata “bel sudah berbunyi”
Feby           : “tuh, bentar lagi pak gugup kayaknya dateng”
*ryon masuk dengan tiba – tiba dan berbicara “pagi anak – anak”
Semua        : “pagi pak” (jawabnya malas)
*ryon mengajar dengan suara yang gagap dan gaya yang gugup “ya, pelajaran hari ini adalah membuat puisi, bertemakan bebas”
Lulu           : “yaaaah” (mengeluh)
Dhea          : “biasa aja kali” (jutek)
(mereka mengerjakan dengan serius, dan  pak gugup memanggil hasna untuk maju membacakan puisinya)
*ryon berbicara dengan gugup “ya, waktu sudah selesai mengerjakannya, sekarang bapak panggil hasna untuk maju kedepan. Ya kepada hasna silahkan kedepan.
Dia
Karya : Hasna Vr

Dia...
Dia...
Seorang gadis

Dia...
Dia adalah aku
Ya, dia adalah aku
Seorang gadis pembohong
Dia pembohong

Apa yang dia berikan
Tidak sama dengan
Apa yang dia rasakan
Dia memang pembohong

Dia selalu tersenyum
Padahal dia sakit
Dia perih
Dia merasakan perih yang menyayat hatinya
Hatinya tersayat oleh sesuatu yang tidak nyata

Batinnya lemah
Raganya perih
Sukmanya sakit
Seperti cambuk yang memukul

Dia tak sanggup lagi
Dia putus asa
Mengapa itu terjadi?
Apa yang sebenarnya yang membuat dia seperti itu?
Itu karna kelakuan Tuannya
Ya, kelakuan tuannya

Dia ingin menjerit
Dia ingin mengeluarkan isi hatinya
Dia ingin berontak
Tapi...
Mengapa dia tidak bisa melakukannya?
Mengapa?
Mengapa, hah?

Saat tangan merah itu menyentuh pipinya
Dia ingin berkata
“ampun tuan, maaf kan saya
Mengapa tuan perlakukan aku seperti ini?
Apa salah saya?
Apa tuan?”

Tak ada jawaban
“ayo tuan, jawab pertanyaanku
Jawab !!”
Masih tak ada jawaban

Aku seperti tahanan
Apakah aku tahananmu?

Dia bimbang
Dia putus asa
Dia perih
Ya, dia....

*fahdillah, aldi masuk membunyikan bel dan berbicara “saatnya pulang”
Lulu           : “asik, gak kebagian “ (lulu senang)
Feby           : “emang kenapa sih? Sampe gak mau kebagian gitu?” (feby heran)
Dhea          : “iya tuh, kenapa sih?” (dhea heran)
Lulu           : “males aja, cara ngomongnya aja udah bikin bt” (lulu ketawa jutek)
Hasna         : “ya ampun, kalian masih ngebahas yang tadi, udah yuk kita pulang” (membereskan buku dan memasukannya ke dalam tasnya)
Feby           : “yuk”
(mereka pulang)

·       Adegan 3
Saat Hasna pulang sekolah, Hasna langsung disembur oleh kemarahan Rapak Rivan
*saat sampai rumah
Hasna         : “assalamualaikum”
Bapak        : “heh anak nakal, dari mana saja kamu?” (muka sinis)
Hasna         : “baru pulang sekolah pah”(takut)
Bapak        : “kamu tidak berbohong kan?” (menyelidik)
Hasna         : “enggak kok pah, aku beneran baru pulang sekolah” (menjelaskan)
Bapak        : “oke, kali ini papa percaya, papa peringati kamu yah, kamu tidak boleh keluyuran, apa lagi sampai larut malam, kamu tidak boleh main. Jika ada kerja kelompok, suruh temanmu saja yang ke sini, kamu harus belajar dengan giat dirumah, kamu harus disiplin ! Paham?” (memperingati)
Hasna         : “paham pah” (nunduk)
Bapak        : “yasudah, kamu kekamar saja”
(Hasna pun ke kamarnya, dia kesal karena dia tidak bebas. Saat itu kakaknya datang)
Kakak        : “eh, hasna udah pulang. Gimana sekolahnya?” (menanyakan dengan lembut)
Hasna         : “asyik sih kak, tapi...” (cemberut)
Kakak        : “tapi kenapa de?” (heran)
Hasna         : “masa pulang – pulang diceramahin, sebel kan” (muka bt)
Kakak        : “yang sabar aja ya de, mungkin papa kayak gitu, soalnya cuma kamu yang satu – satu ya papa harepin, papa emang gitu orangnya” (menjelaskan)
Hasna         : “ya tapi kan gak enak kak dikekang kayak gini, serasa dipenjarain tau gak. Tapi aku harus tetep semangat kak, gak boleh sedih”
(ternyata, percakapan mereka didengar oleh ibunya)
Ibu             : “hei, kalian lagi ngapain sih, mama denger – denger sih lagi ngomongin papa yah?” (sedikir bercanda)
Kakak        : “eh mama ada disini” (senyum)
Ibu             : “kenapa nak, kok mukanya ditilep gitu?” (heran)
Hasna         : “gapapa kok ma” (muka jutek)
Ibu             : “pasti lagi sebel ke papa, yaudahlah. Oh iya, kita makan malam, makannya udah siap tuh, nanti kebawah yah” (ibu senyum dan keluar kamar)
Hasna         : “kakak duluan aja deh, nanti aku nyusul” (senyum)
Kakak        : “yaudah, kakak duluan yah” (keluar kamar)
Hasna         : “ah, males ah, mending tidur aja deh” (senyum, hasna  tidur)

·       Adegan 4
Pagi harinya, hari minggu. Dia sudah berencana untuk main di rumahnya bersama sahabat – sahabarnya.
Hasna         : “eh temen – temen, aku mau cerita nih” (muka serius)
Dhea          : “mau cerita apa emang?” (muka penasran)
Hasna         : “aku lagi sebel sama papa, dia tuh yah selalu aja ngekang aku, aku gak boleh kemana – mana. Aku harus nurutin keinginannya, apa – apaan kan? Tapi aku harus tetep semangat, aku harus tetep tersenyum walaupun sebenarnya sakit”
Feby           : “sabar ya has” (nenangin hasna)
Hasna         : “tapi aku tuh udah terlalu aaahhhh frustasi tau gak, pusing, ihhhh sebel” (kesal)
*ryon, fadhillah, aldi masuk, bilang “bunga – bunga berjatuhan, petir saling menyambar di dalam hatinya”
Lulu           : “yasudahlah, mau digimanain lagi. Kalo kamu berontak juga takutnya malah makin berabe”
Dhea          : “bener tuh” (jawabnya singkat)
Hasna         : “iya sih” (muka sedih)
Feby           : “eh, udah sore nih, kita pulang yuk” (mengajak pulang pada sahabat – sahabatnya)
Dhea          : “yuk” (jawabnya singkat)
Lulu           : “yaudah yuk”
Feby           : “has, kita pulang dulu yah, dadah” (pamit)
Hasna         : “oh iya, makasih yah kalian udah nyempetin waktu buat aku jadiin tempat curhat aku. Hati – haati yah” (senyum)
Lulu           : “ iya, pulang dulu yah, dadah” (pamit)
Feby           : “dadah hasna” (pamit)
Dhea          : “pulang dulu yah, dah” (pamit)
(mereka pulang, hasna kemabali kesepian dan dia membuat puisi)
Hasna         : “dari pada diem aja, mending bikin puisi ah” (hasna mencari kertas dan pulpen, lalu menulis)
(ternyata teman – temannya tidak pulang, mereka sedang berbicara dengan bapaknya hasna, mereka menceritakan isi hati hasna)
(bapak Rivan masuk dan memarahi hasna)
Bapak        : “heh hasna, bagus yah kamu ngadu – ngadu tentang papa, dasar anak yang gak tau diri !” (membentak dan menampar)
Hasna         : “ampun pah, maafin hasna” (berlutut)
Bapak        : “kacau” (keluar kamar)
(sekar masuk, bapak dan ibu pergi entah kemana)
 Kakak       : “ya ampun, kamu ditampar lagi? Ehm mama sama papa mau kemana tuh? Kok pergi gak bilang ke kita sih?” (heran)
Hasna         : “yaudahlah kak” (senyum)
(ketika malam, ada telfon masuk menghubungi telfon rumah hasna, ternyata itu berita buruk, orang tua hasna tabrakan, dan ibunya meninggal)
Kakak        : “hasna, kita ke rumah sakit sekarang, mama papa kecelakaan  de” (cemas)
Hasna         : “apa?!! Yaudah yuk kak” (cemas)
*saat sampai dirumah sakit
Kakak        : “kok bisa gini sih pah?” (cemas)
Bapak        : “maafkan papa nak, ini semua gara – gara papa, papa tadi mengendarai mobil dengan emosi, jadi mobil tidak terkendali” (cemas, sedih)
Hasna         : “mama...!!! nanti siapa lagi yang ngelindungin aku mah?” (cemas, sedih)
Bapak        : “maafkan papa nak, papa janji, papa tidak akan seperti itu lagi padamu” (seperti mrmohon, menyesal)
Hasna         : “aku udah maafin papa kok” (sedih)
Bapak        : “papa menyesal !” (menyesal, sedih)
Kakak        : “sudahlah pah, ihklaskan saja kepergian mama” (menenangkan)
Hasna         : “.iya “ (sedih)
Bapak        : “papa janji, papa akan lebih perhatian pada kalian, papa tidak akan memperjarakan kalian lagi, itu amanat dari mamamu , papa akan menjaga kalian” (senyum menangis)

Keluarga hasna akhirnya harmonis kembali. Setelah kepergian sang istri, Bapak Rivan sadar, bahwa kelakuannya itu kelewatan. Hasna menjadi senang selalu, papanya sangat pengertian. Dan semuanya bahagia......
TAMAT
Terimakasih atas perhatiannya, semoga kalian termotivasi dan drama kita ini menjadi gambaran untuk kalian. Semoga drama kita ini bisa menghibur kawan – kawan semua. Maafkan bila ada kesalahan kata atau pun kesamaan alur cerita. Karena manusia tidak sempurna, yang sempurna hanyalah Allah SWT. Terimakasih banyak
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. 



nb : ini salah satu tulisan hasna buat Drama B. Indonesia. Hasna kepikiran ngambil tema ini dari sebuat puisi karya WS. rendra

1 komentar: